26 September 2013
Diantara miliaran umat manusia yang hidup tentunya kita patut bersyukur karena dapat menjadi salah satu bahagian
dari mereka. Artinya kita saat ini ada dan hidup berdampingan bersama
manusia lainnya. Padahal sah-sah saja jika kita tidak pernah ada di
dunia ini, kalau memang Allah menghendaaki demikian. Namun ternyata
Allah menjadikan kita sebagai salah seorang makhluk CiptaanNya yang
bernama manusia. Seandainya saja kita mau berfikir bukankah itu karunia
terindah TEMAN..!!
Lahirnya kita kedunia ini merupakan sebuah proses yang telah di skenariokan oleh Sang Maha Pencipta, mulai dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur, hingga ke alam akhirat kelak. Artinya kita adalah pemeran yang akan melakoni kisah dalam skenario itu. Dalam sebuah hadist “Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:“Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah dituliskan tempatnya dari neraka dan tempatnya dari surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar atas takdir kita dan meninggalkan amal?”, beliau menjawab: “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.
Jika memang semua perkara yang terjadi di dunia ini telah Allah tentukan sebelumnya, termasuk siapa-siapa saja yang akan menjadi penghuni Surga dan NerakaNya kelak, maka mulai saat ini tentu kita dapat menilai diri kita masing-masing, akan berada dimana posisi kita di akhirat nanti?? Sederhananya untuk menjadi penghuni neraka itu tidak sulit, kita cukup hidup dengan seenaknya, melakukan apa yang kita suka tanpa memperdulikan aturan agama. Maka yakinlah dengan kehidupan yang seperti itu tidak perlu diminta pun Allah dengan senang hati akan melemparkan kita ke nerakanya.
Semua yang telah Allah tentukan dan sampaikan kepada kita manusia tentu ada maksud dan tujuannya, pertanyaannya sekarang dapatkah kita berfikir untuk mendapatkan maksud dan tujuan yang ingin Allah sampaikan itu? Bukan malah berfikir untuk melahirkan tujuan dan pemahaman lain diluar itu. Lantas sekarang seberapa resahkan hati kita itu TEMAN?? Seberapa resah dan gelisah jika seandainya kelak kita akan menjadi para penghuni neraka-Nya!! Bukankah dengan keresahan itu akan membuat kita berfikir bagaimana caranya agar kita dapat menjadi bahagian dari mereka yang telah Allah tetapkan menjadi para penghuni surga kelak.
Coba kita sejenak merenungi dan mencermati setiap jejak perjalanan hidup yang telah terlewati, bukankah disana ada berbagai hikmah dan petunjuk yang dapat dijadikan pembelajaran. Lihatlah kedalam diri kita masing-masing wahai TEMAN, cermati, hayati dan fikirkan setiap hal yang telah kita perbuat. Jika dari hasil renungan itu banyak kita temui berbagai kesalahan, maka tersenyumlah karena saat ini Allah tengah mengetuk pintu hati kita untuk membenahi kesalahan itu. Terkadang Allah mengajari kita dari sebuah kesalahan, dengan begitu rasa cinta kepadaNya akan semakin erat takkala kita bersimpuh memohon ampun dengan penuh penyesalan.
Lihatlah bagaimana Allah mengajari Nabi kita dan para sahabatnya dahulu itu, betapa mereka Allah berikan begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan coba perhatikan bagaimana kesabaran mereka menghadapi ujian itu, mereka menunjukkan kesabarannya dengan semakin tawadu' dalam beribadah, bukan dengan menunjukan sikap iba agar Allah segera menghilangkan cobaan itu. Dan hasilnya, lihatlah bagaimana balasan Allah SWT kepada mereka Wahai TEMAN, nama-nama meraka Allah puji dan Allah bangga-banggakan dihadapan para malaikatNya. Tidak cukup sampai disitu, bahkan dengan tegasnya nabi kita Muhammad SAW menyatakan nama-nama mereka sebagai orang-orang yang Allah jamin akan masuk Surga. Subhanallah, maha suci Allah atas segala karunia yang diberikan kepada seluruh hamba-hambaNya.
TEMAN, tidak ada penyesalan yang lebih bermakna dalam hidup ini selain penyesalan atas berbagai kesalahan & dosa yang telah kita perbuat. DimataNya tidak ada yang membedakan kita dari manusia lainnya. Kita semua sama, yang menjadi pembeda hanya pada kadar keimanan kita saja kepada Sang Pencipta. Mari lihat sekali lagi kedalam diri kita masing-masing, bukankah masih begitu banyak kesalahan dan dosa yang telah dan sedang kita perbuat sampai saat ini. Jika masih ragu dan ternyata kesalahan itu masih tertutupi maka lihatlah sekali lagi dengan mata hati terhadap setiap gerak gerik perbuatan yang kita perbuat selama ini, sudahkah lisan kita itu terjaga dari omongan yang sia-sia atau bahkan omongan yang yang menyakitkan hati orang lain yang mendengarnya. sudahkah mata kita itu terlindung dari melihat berbagai hal yang diharamkan Allah?? tangan, kaki, maupun anggota tubuh kita lainnya sudahkah mereka semua terlindung dari dosa?? Lalu bagaimana dengan yang ada di dalam hati itu??? bukankah ia juga masih sering berburuk sangka, merasa iri dan dengki terhadap orang lain. Jika kita cermat menganalisa, maka sungguh dosa-dosa itu takkan pernah sanggup untuk kita tuliskan. Ini adalah hisap SEDERHANA kita TEMAN. Jika dengan hisap sesederhana ini saja DOSA itu sudah kian banyak jumlanya, maka bagaimana dengan hisab yang sesungguhnya di hari pembalasan kelak?? Sudah siapkah kita?? Saya yakin kita belum dapat menjawab pertanyaan itu, namun setidaknya di sela-sela waktu yang masih tersisa ini kita dapat memperbaiki diri menyiapkan bekal untuk hari pembalasan nanti.
Tidak ada hal yang lebih mulia selain saling mengingatkan dalam kebaikan, walau sekecil apapun itu. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi pengingat dan muhasabah diri terutama bagi pribadi penulis sendiri dan teman-teman para pembaca sekalian. :)
Lahirnya kita kedunia ini merupakan sebuah proses yang telah di skenariokan oleh Sang Maha Pencipta, mulai dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur, hingga ke alam akhirat kelak. Artinya kita adalah pemeran yang akan melakoni kisah dalam skenario itu. Dalam sebuah hadist “Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:“Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah dituliskan tempatnya dari neraka dan tempatnya dari surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar atas takdir kita dan meninggalkan amal?”, beliau menjawab: “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.
Jika memang semua perkara yang terjadi di dunia ini telah Allah tentukan sebelumnya, termasuk siapa-siapa saja yang akan menjadi penghuni Surga dan NerakaNya kelak, maka mulai saat ini tentu kita dapat menilai diri kita masing-masing, akan berada dimana posisi kita di akhirat nanti?? Sederhananya untuk menjadi penghuni neraka itu tidak sulit, kita cukup hidup dengan seenaknya, melakukan apa yang kita suka tanpa memperdulikan aturan agama. Maka yakinlah dengan kehidupan yang seperti itu tidak perlu diminta pun Allah dengan senang hati akan melemparkan kita ke nerakanya.
Semua yang telah Allah tentukan dan sampaikan kepada kita manusia tentu ada maksud dan tujuannya, pertanyaannya sekarang dapatkah kita berfikir untuk mendapatkan maksud dan tujuan yang ingin Allah sampaikan itu? Bukan malah berfikir untuk melahirkan tujuan dan pemahaman lain diluar itu. Lantas sekarang seberapa resahkan hati kita itu TEMAN?? Seberapa resah dan gelisah jika seandainya kelak kita akan menjadi para penghuni neraka-Nya!! Bukankah dengan keresahan itu akan membuat kita berfikir bagaimana caranya agar kita dapat menjadi bahagian dari mereka yang telah Allah tetapkan menjadi para penghuni surga kelak.
Coba kita sejenak merenungi dan mencermati setiap jejak perjalanan hidup yang telah terlewati, bukankah disana ada berbagai hikmah dan petunjuk yang dapat dijadikan pembelajaran. Lihatlah kedalam diri kita masing-masing wahai TEMAN, cermati, hayati dan fikirkan setiap hal yang telah kita perbuat. Jika dari hasil renungan itu banyak kita temui berbagai kesalahan, maka tersenyumlah karena saat ini Allah tengah mengetuk pintu hati kita untuk membenahi kesalahan itu. Terkadang Allah mengajari kita dari sebuah kesalahan, dengan begitu rasa cinta kepadaNya akan semakin erat takkala kita bersimpuh memohon ampun dengan penuh penyesalan.
Lihatlah bagaimana Allah mengajari Nabi kita dan para sahabatnya dahulu itu, betapa mereka Allah berikan begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan coba perhatikan bagaimana kesabaran mereka menghadapi ujian itu, mereka menunjukkan kesabarannya dengan semakin tawadu' dalam beribadah, bukan dengan menunjukan sikap iba agar Allah segera menghilangkan cobaan itu. Dan hasilnya, lihatlah bagaimana balasan Allah SWT kepada mereka Wahai TEMAN, nama-nama meraka Allah puji dan Allah bangga-banggakan dihadapan para malaikatNya. Tidak cukup sampai disitu, bahkan dengan tegasnya nabi kita Muhammad SAW menyatakan nama-nama mereka sebagai orang-orang yang Allah jamin akan masuk Surga. Subhanallah, maha suci Allah atas segala karunia yang diberikan kepada seluruh hamba-hambaNya.
TEMAN, tidak ada penyesalan yang lebih bermakna dalam hidup ini selain penyesalan atas berbagai kesalahan & dosa yang telah kita perbuat. DimataNya tidak ada yang membedakan kita dari manusia lainnya. Kita semua sama, yang menjadi pembeda hanya pada kadar keimanan kita saja kepada Sang Pencipta. Mari lihat sekali lagi kedalam diri kita masing-masing, bukankah masih begitu banyak kesalahan dan dosa yang telah dan sedang kita perbuat sampai saat ini. Jika masih ragu dan ternyata kesalahan itu masih tertutupi maka lihatlah sekali lagi dengan mata hati terhadap setiap gerak gerik perbuatan yang kita perbuat selama ini, sudahkah lisan kita itu terjaga dari omongan yang sia-sia atau bahkan omongan yang yang menyakitkan hati orang lain yang mendengarnya. sudahkah mata kita itu terlindung dari melihat berbagai hal yang diharamkan Allah?? tangan, kaki, maupun anggota tubuh kita lainnya sudahkah mereka semua terlindung dari dosa?? Lalu bagaimana dengan yang ada di dalam hati itu??? bukankah ia juga masih sering berburuk sangka, merasa iri dan dengki terhadap orang lain. Jika kita cermat menganalisa, maka sungguh dosa-dosa itu takkan pernah sanggup untuk kita tuliskan. Ini adalah hisap SEDERHANA kita TEMAN. Jika dengan hisap sesederhana ini saja DOSA itu sudah kian banyak jumlanya, maka bagaimana dengan hisab yang sesungguhnya di hari pembalasan kelak?? Sudah siapkah kita?? Saya yakin kita belum dapat menjawab pertanyaan itu, namun setidaknya di sela-sela waktu yang masih tersisa ini kita dapat memperbaiki diri menyiapkan bekal untuk hari pembalasan nanti.
Tidak ada hal yang lebih mulia selain saling mengingatkan dalam kebaikan, walau sekecil apapun itu. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi pengingat dan muhasabah diri terutama bagi pribadi penulis sendiri dan teman-teman para pembaca sekalian. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar